ASSALAMU'ALAYKUM

Rabu, 14 September 2011

PEMANASAN GLOBAL


PEMANASAN GLOBAL

A.     SEPUTAR PEMANASAN GLOBAL
Aktivitas kegiatan manusia melibatkan banyak kegiatan, dari kegiatan kecil seperti merokok, merebus air untuk kopi, pergi bekerja naik kendaraan, penggunaan energy untuk melihat TV sampai dengan proses yang lebih besar yaitu industry ternyata memberi dampak pada lingkungan. Pengaruh aktivitas manusia tersebut terhadap fenomena alam yang terjadi belum banyak yang dikenal karena masih begitu asing dan masih ada silang pendapat dari banyak ahli. Pengetahuan ini begitu “maya” karena tidak terlihat secara kasat mata dan dampaknya tidak langsung dirasakan oleh manusia pada saat ini. Dampak pemanasan global akan dirasakan beberapa tahun kemudian dalam jangka panjang.
Kalau ditinjau dari kejadiannya, pemanasan global merupakan kejadian yang diakibatkan oleh :
1.       Meningkatnya temperatur rata-rata pada lapisan atmosfer.
2.       Meningkatnya temperatur pada air laut.
3.       Meningkatnya temperatur pada daratan.

Gejala pemanasan global dapat diamati dan dirasakan dengan adanya :
1.       Pergantian musim yang tidak bisa diprediksi.
2.       Hujan badai sering terjadi dimana-mana.
3.       Sering terjadi angin putin beliung.
4.       Banjir dan kekeringan terjadi pada waktu yang bersamaan.
5.       Penyakit mewabah di banyak tempat.
6.       Terumbu karang memutih.

Banyak dari ahli berpendapat bahwa penyebab utama pemanasan bumi adalah aktivitas manusia walau ada penyebab lain yang bersifat alami. Penyebab pemanasan bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia antara lain :
1.       Pembakaran bahan bakar batu bara, misalnya untuk pembangkit listrik.
2.       Pembakaran minyak bumi, misalnya untuk kendaraan bermotor.
3.       Pembakaran gas alam, misalnya untuk keperluan memasak.

Akibat dari pembakaran itu, karbondioksida dan gas-gas lainnya terlepas ke atmosfer. Gas-gas tersebut disebut dengan gas rumah kaca. Jika gas rumah kaca yang memenuhi atmosfer semakin banyak maka akan semakin kuat juga menjadi insulator yang menyekat panas dari sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi. Diperkirakan proses menghangat dan mendinginnya bumi ini telah saling berganti-ganti dan kurang lebih terjadi selama 4 milyar tahun.
Temperatur udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu. Temperatur bumi dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Peningkatannya rata-rata 0,6оC, bahkan bisa lebih tinggi hingga 1,4-5,8оC. Saat ini, temperatur permukaan bumi rata-rata 15оC.
Adanya kenaikan temperatur permukaan bumi ini akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatnya kenaikan temperatur air laut. Dampak lebih lanjutnya adalah sebagai berikut :
1.       Meningkatnya permukaan air laut sehingga volume air laut akan naik sekitar 9-100 cm.
2.       Menimbulkan banjir di daerah pantai.
3.       Dapat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar yang berada di tepi laut.
4.       Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal.
5.       Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering diguyur hujan. Kekeringan tanah ini akan menyebabkan tanaman mati. Dengan demikian, di beberapa tempat dapat mengalami kekurangan makanan.
6.       Akan sering terjadi angin besar dimana-mana.
7.       Berpindahnya hewan dan tanaman ke daerah yang lebih dingin.
8.       Musnahnya hewan dan tanaman yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi.
Begitu dahsyatnya potensi kerusakan yang ditimbulkan oleh salah satu akibat dari pemanasan global ini sehingga diperlukan tindakan pencegahan. Upaya pencegahan perlu kerja sama antar daerah, antar propinsi, dan antar negara mengingat dampaknya yang terjadi secara global (mendunia).

B.     PENYEBAB UTAMA PEMANASAN GLOBAL
Di Indonesia, pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan akan memberikan kontribusi terbesar dalam peningkatan emisi gas rumah kaca. Kementrian Lingkungan Hidup melaporkan bahwa tingkat emisi CO2 dari kegiatan pembabatan hutan dan perubahan tata guna lahan mencapai 64%.
Pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca antara lain dengan tiga cara berikut :
1.       Mencegah terlepasnya karbondioksida ke atmosfer dengan menyimpan atau menghilangkan gas karbon dan/atau komponen karbonnya.
2.       Mengurangi produksi gas rumah kaca.
3.       Penanaman pohon secara besar-besaran (dalam jumlah banyak).

1.       EFEK RUMAH KACA
Efek rumah kaca, pertama kali ditemukan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan sebuah proses dimana atmosfer memanaskan sebuah planet, seperti Mars, Venus, Saturnus, Titan, dan Bumi. Efek rumah kaca dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu :
a)      Efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi.
b)     Efek rumah kaca meningkat yang terjadi akibat aktivitas manusia.

Matahari adalah sumber utama energi yang menerangi bumi. Dalam waktu sekitar 8 menit, cahaya melakukan perjalanan dari matahari ke bumi. Sesampainya dipermukaan bumi, cahaya diserap oleh tanah, air sungai, laut dan berbagai benda lain. Semakin lama, semakin banyak cahaya yang diserap dan sebagian diubah menjadi panas. Panas itu dipantulkan lagi ke atas, dan terus ke atas. Sampai di atmosfer, sebahagian panas dihadang oleh gas rumah kaca, tidak dapat terus ke atas menuju luar angkasa sehingga bumi ini menjadi hangat. Namun, manusia membuat jumlahnya terus bertambah sehingga menjadi ancaman.
Gambar Proses Penyampaian Sinar Matahari ke Bumi

Sinar matahari ke bumi yang datang berupa energi akan mengalami hal sebagai berikut :
a)      25% sinar matahari dipantulkan oleh awan atau partikel lain yang berada di atmosfer.
b)     25% sinar matahari diserap oleh awan.
c)      45% sinar matahari diserap oleh permukaan bumi.
d)     5% sinar matahari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran Bahan Bakar Minyak (BBM), batu bara, dan bahan bakar organik lainnya untuk menunjang aktivitas manusia. Di sisi lain, jumlah tumbuh-tumbuhan yang menggunakan CO2 hanya sedikit. Dengan demikian gas CO2 semakin meningkat.
Efek rumah kaca tidak merugikan apabila tidak berlebihan. Secara alami efek rumah kaca sangat penting karena bumi menjadi cukup hangat sehingga mendukung kehidupan manusia. Tanpa efek rumah kaca, kehidupan manusia di muka bumi ini akan terganggu karena suhu rata-rata bumi akan berkisar -20оC. Menurut Petrucci dan Harwood (1997:260) efek rumah kaca penting untuk menetapkan suhu yang layak bagi kehidupan di bumi. Tanpa efek rumah kaca, bumi secara permanen akan tertutup es dan perbedaan suhu antara siang hari dan malam hari tidak akan jauh berbeda.

2.       PENYEBAB EFEK RUMAH KACA
Efek rumah kaca disebabkan naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada enam senyawa gas rumah kaca yang di sepakati dalam Protokol Kyoto (Protokol Kyoto adalah perjanjian yang dibuat di Kyoto, Jepang pada tanggal 12 Desember 1997, yang mengharuskan negara-negara maju menjadi pelopor bagi penurunan pembuangan gas rumah kaca), yaitu :
a)      Karbondioksida (CO2)
b)     Metana (CH4)
c)      Nitrooksida (N2O)
d)     Chloro-Fluoro-Carbon (CFC)
e)      Hidro-Fluoro-Carbon (HFC)
f)       Sulfur heksafluorida (SF6)
g)      Uap air

Dengan tidak mengabaikan gas rumah kaca lainnya, peningkatan gas rumah kaca lebih sering diukur mengikuti peningkatan jumlah karbondioksida. Wilayah yang paling banyak membuang gas karbondioksida ke angkasa adalah Amerika Utara, Eropa, dan Australasia. China adalah yang terbanyak, diikuti oleh Amerika Serikat.
Berikut adalah daftar 10 negara paling banyak menghasilkan gas karbondioksida antara lain :
1.       China                                            6)   Jerman
2.       Amerika Serikat                      7)   Kanada
3.       Rusia                                             8)   Inggris
4.       India                                             9)   Korea Selatan
5.       Jepang                                          10) Italia

Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-21. Buangan gas rumah kaca dari pembangkit listrik di Amerika Serikat masih jauh lebih banyak dibandingkan buangan dari gabungan 146 negara. Negara maju seharusnya lebih bertanggungjawab terhadap pemanasan global ini. Itulah alas an mengapa dibuat perjanjian yang disebut Perjanjian Kyoto.

C.      PENGARUH DAN DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
Seperti diketahui pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas rumah kaca, yaitu gas yang memiliki sifat penyerap panas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrooksida (N2O), uap air, chloro-fluoro-carbon (CFC), hidro-fluoro-carbon(HFC), dan sulfur heksafluorida (SF6). Pengaruh gas ini mempunyai dampak dan pengaruh terhadap banyak hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

PENGARUH CUACA
Cuaca adalah rata-rata kondisi atmosfer di suatu tempat tertentu dengan waktu yang relative singkat. Adapun iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam jangka waktu yang lama.
Apabila di daerah bagian utara bumi (Kutub Utara) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi, maka akan berakibat diantaranya :
a)      Gunung-gunung es akan mencair
b)     Daratan akan mengecil
c)      Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan sebelah utara
d)     Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi
e)      Didaerah subtropis, bagian pegunungan yang tertutupi salju akan semakin sedikit serta salju akan mencair lebih cepat.
f)       Musim tanam akan menjadi lebih panjang di beberapa area.
g)      Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat
h)     Daerah tropis akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan

Gambar Perubahan es di Gunung Kilimanjaro, Africa

Untuk kejadian yang terakhir, para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut justru akan mempercepat peningkatan atau penurunan efek pemanasan. Walaupun uap air merupakan gas rumah kaca yang akan meningkatkan efek penyekatan pada atmosfer, tetapi uap air yang berlimpah juga akan membentuk awan yang lebih banyak sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa. Hal ini akan berakibat menurunkan proses pemanasan di bumi.

PENGARUH TERHADAP PERTANIAN
Dampak pemanasan global yang mengakibatkan perubahan iklim terhadap ketahanan pangan di Indonesia antara lain sebagai berikut :
·         Menurunkan produktivitas pertanian khususnya pada wilayah pantai akibat naiknya temperatur bumi
·         Terjadinya iklim ekstrim yang meningkat sehingga sektor pertanian akan kehilangan produksi akibat bencana kering dan banjir yang silih berganti.
·         Kerawanan pangan akan meningkat di wilayah yang rawan bencana kering dan banjir.
·         Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan hama dan penyakit yang lebih beragam dan lebih hebat

PENGARUH TERHADAP HEWAN DAN TUMBUHAN
Selain manusia, hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang tidak bisa menghindar dari kejadian ini. Hewan dan tumbuhan tentu akan mengalami kesulitan juga untuk berpindah atau beradaptasi karena sebagian besar lahan telah dikuasai oleh manusia.
Dalam menghadapi pemanasan global, hewan akan berpindah mencari tempat yang agak dingin, yaitu ke daerah pegunungan atau kea rah kutub. Adapun tumbuhan yang tidak bisa bergerak sendiri akan menyesuaikan dengan iklim dalam hal pertumbuhannya. Tumbuhan yang bisa menyesuaikan tentu harus berkembang, tetapi tumbuhan yang tidak dapat menyesuaika diri tentu akan punah.
Mencari daerah baru dengan berpindah bukanlah hal yang mudah bagi hewan dan tumbuhan karena akan terhalang oleh daerah pemukiman, perkotaan, daerah industri, atau lahan manusia. Kepunahan tidak dapat dihindarkan jika spesies tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

PENGARUH TERHADAP KESEHATAN MANUSIA
Pengaruh pemanasan global terhadap kesehatan manusia antara lain adalah sebagai berikut:
a)      Mempengaruhi kesehatan tubuh manusia terhadap penyakit-penyakit tular vector seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria. Khusus DBD dipengaruhi oleh curah hujan dan jumlah hari hujan. Semakin tinggi dan semakin banyak jumlah hari hujan maka semakin tinggi juga kasus DBD. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah yang rawan terhadap nyamuk pembawa parasit malaria. Persentase ini akan semakin meningkat menjadi 60% jika temperatur meningkat.
b)     Lebih banyak orang yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas.
c)      Meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan.
d)     Meningkatnya penyakit-penyakit tropis lainnya, seperti demam kuning dan enchepalitis.

D.     LANGKAH ANTISIPASI
Beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a)      Menghemat penggunaan air
·         Pemakaian air yang terlalu banyak dan boros akan mempercepat habisnya ketersediaan air tanah. Jadi, jangan membiasakan diri membiarkan keran air mengalir tanpa digunakan.
·         Ada beberapa cara supaya bisa menghemat pemakaian air antara lain sebagai berikut :
·         Mencuci piring dengan baskom yang telah diisi air, bukan di bawah air mengalir
·         Cuci sayuran dan ayam/daging secara terpisah dalam tempat sudah terisi air. Bila mencuci langsung dibawah keran akan diperlukan air 10-15 kali lebih banyak dibandingkan mencuci dengan satu wadah
·         Berkumur dan menyikat gigi dengan menggunakan gelas atau gayung. Bila menggunakan air mengalir untuk menyikat gigi, akan terjadi pemborosan berliter-liter air.
·         Sebaiknya gunakan lap dan seember air untuk mencuci kendaraan, jangan menggunakan air mengalir dari selang.
·         Jika mencuci baju dengan menggunakan mesin cuci maka cucilah dengan sejumlah kapasitas maksimal dari mesin cuci tersebut. Hal ini bertujuan agar bisa menghemat penggunaan air dan energi listrik.
·         Periksa pipa-pipa air secara teratur agar dapat dilakukan perbaikan pipa jika terjadi kebocoran.
b)     Hemat listrik
Apa hubungan hemat listrik dengan pemanasan global? Pemanasan global terjadi karena terlalu banyak gas rumah kaca yang dilepas ke atmosfer. Dan gas rumah kaca didominasi oleh karbondioksida (CO2). Sebagian besar CO2 dihasilkan oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dengan demikian, hemat listrik, secara tidak langsung juga akan mengurangi kadar CO2 di atmosfer.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghemat pemakaian listrik antara lain sebagai berikut :
·         Dimulai dengan memilih alat elektronik yang hemat listrik
·         Memadamkan lampu yang tidak perlu
·         Kurangi pemakaian lampu pada pukul 17.00-22.00
·         Pilih warna terang untuk dinding rumah anda agar cahaya lebih optimal
·         Jangan membiarkan televisi terus menyala sementara anda sudah tertidur pulas
·         Mengeringkan pakaian dengan menjemurnya, tidak perlu menggunakan mesin pengering
·         Atur suhu kulkas dengan tingkatan dingin sesuai dengan kondisi normal
·         Hindari membuka dan menutup kulkas secara berlebihan karena mengakibatkan kulkas harus bekerja lebih keras
·         Pada saat menyetrika, aturlah panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaiannya
·         Biasakan menyetrika sekaligus dan hindari bolak-balik mencabut serta mencolokkan kembali setrikaan ke sumber listrik.
·         Mematikan AC jika tidak digunakan.
c)      Penanaman pohon
Oleh karena CO2 dipergunakan oleh tanaman untuk fotosintesis maka penanaman pohon dalam jumlah banyak juga dapat menjadi solusi. Bila setiap orang menanam satu pohon maka di Indonesia akan bertambah lebih dari dua ratus juta pohon yang ikut mengkonsumsi CO2. Dan CO2 akan menghasilkan oksigen.
d)     Penggunaan mobil dikurangi
Mobil sebagai penyumbang CO2 terbesar di wilayah perkotaan juga perlu diantisipasi dengan mengubah perilaku hidup orang. Penggunaan mobil pribadi menjadi penyumbang CO2 terbesar bila tidak ada pengaturan kegiatan mobil pribadi atau mobil dinas dengan baik. Pencemaran udara sekitar 70% dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Oleh karena itu ada baiknya mengurangi penggunaan mobil pribadi untuk mengurangi pengaruh pemanasan global.
e)      Hemat sampah
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melakukan kegiatan hemat sampah antara lain sebagai berikut :
·         Menggunakan kertas bekas untuk menulis pesan
·         Mengusahakan membeli kertas daur ulang, atau membuat kertas daur ulang sendiri
·         Tidak menggunakan peralatan sekali pakai seperti gelas dari bahan Styrofoam
·         Ada baiknya mengurangi penggunaan tisu dan membiasakan kembali menggunakan sapu tangan
·         Mengurangi penggunaan kemasan jika tidak perlu, seperti penggunaan kantong plastik, terlebih jika hanya membeli permen yang bisa dikantongi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar